Hukum pertama termodinamika menyatakan tentang kekalnya energi
(conservation of energy). Dalam kenyataannya, tidak serta merta sebuah
proses yang memenuhi hukum pertama termodinamika mesti bisa terjadi di
alam nyata. Untuk bisa benar-benar terjadi di alam nyata, sebuah proses
tidak cukup hanya memenuhi hukum pertama termodinamika, tetapi juga
harus memenuhi hukum kedua termodinamika. Bagaimana hukum kedua
termodinamika?
Hukum kedua termodinamika berpusat pada masalah entropi. Hukum kedua
termodinamika bisa dinyatakan sebagai berikut: “Entropi dapat diciptakan
tetapi tidak dapat dimusnahkan.” Berdasarkan postulat ini, entropi yang
ada pada sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan bisa pula naik,
namun tidak mungkin berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak berubah
pada sebuah proses reversible (s1 = s2). Contoh sebuah proses reversible
adalah ayunan bandul teoritis, dimana sama sekali tidak ada friksi yang
menghambat ayunan. Dengan demikian, jika bandul diayunkan ke arah kanan
sejauh x maka bandul akan kembali ke sebelah kiri sejauh x pula. Namun
dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit ditemui karena
friksi – meski hanya sedikit – pasti akan ada. Dalam kenyataannya,
hampir semua proses yang terjadi di alam adalah irreversible. Dalam
sebuah proses irreversible, pasti akan terjadi kenaikan entropi (s2 >
s1).
Dengan kata lain, dalam sebuah proses reversible, tidak ada perubahan
entropi. Adapun dalam sebuah proses irreversible, perubahan entropi
tidaklah nol dan pasti bernilai positif.
Postulat hukum kedua termodinamika menurut Kelvin – Planck
Kelvin – Planck telah merumuskan satu rumusan yang merupakan
manifestasi dari hukum kedua termodinamika. Postulat Kelvin – Planck
adalah rumusan hukum kedua termodinamika yang berlaku pada semua heat
engine:
“Sebuah mesin yang bekerja dalam sebuah siklus tidaklah mungkin
menerima panas dari sebuah reservoar termal lalu mengubah seluruh panas
tersebut menjadi kerja.”
Postulat ini menegaskan bahwa tidak mungkin sebuah heat engine bisa memiliki efisiensi 100 persen.
Berikut ini adalah gambaran heat engine yang tidak mungkin bisa terjadi:
Setiap heat engine pasti bekerja sebagaimana dalam skema berikut:
Postulat hukum kedua termodinamika menurut Clausius
Postulat Clausius untuk hukum kedua termodinamika merupakan landasan kerja semua heat pump ataupun refrigerator:
“Sebuah mesin yang bekerja dalam sebuah siklus untuk memindahkan
panas dari temperatur rendah ke temperatur tinggi pasti membutuhkan
asupan kerja (work input).”
Heat pump adalah mesin siklik yang berfungsi sebagai pemanas. Adapun
refrigerator adalah mesin siklik yang berfungsi sebagai pendingin.
Setiap heat pump pasti bekerja sebagaimana dalam skema berikut:
Demikian pula, setiap refrigerator pasti bekerja sebagaimana dalam skema berikut:
Berdasarkan postulat Clausius, berikut ini adalah gambaran sebuah refrigerator yang tidak mungkin terjadi:
Source: Y. A. Cengel and M. A. Boles. Thermodynamics, An Engineering Approach. 5th Edition
hukum kedua termodinamika
04.50 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar